<< SELAMAT DATANG PESERTA DIDIK SMP N 1 ANJATAN, IKUTI PEMBELAJARAN TATAP MUKA DENGAN SEMANGAT>>

Selasa, 06 September 2022

PBL Ibu erna


Nama Mapel

: Bahasa Indonesia

Tempat Pelaksanaan

: SMPN 1 Anjatan Indramayu

Tanggal Pelaksanaan

: 7 September  2022

Nama

: Erna Hernawati, S.Pd.



MENGIDENTIFIKASI UNSUR PEMBANGUN KARYA SASTRA DALAM  TEKS CERPEN  DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Pendahuluan

Mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek adalah sebuah kegitan pembelajaran yang penting dikuasai oleh siswa. Dengan mempunyai kemamupuan mengidentifikasi unsur pembangun teks cerpen, siswa dilatih belajar memahami suatu kehidupan dalam keluarga atau masyarakat tertentu. Misalnya teks cerpen yang berlatar sunda, maka siswa akan mengetahui budaya dan nilai-nilai kehidupan masyarak sunda. Siswa juga akan dapat mengambil pembelajaran dari cerpen yang mereka baca, karena cerpen memberikan hikmah, makna, dan nilai-nilai kehidupan yang tersurat maupun tersirat dari cerita pendek tersebut. Dengan mempelajari teks cerpen beserta unsur-unsurnya diharapkan siswa mampu memiliki karakter yang baik dalam hidupnya.

Sebagai guru Bahasa Indonesia, penulis diberi tanggung jawab untuk mengajar pada tingkatan kelas IX. Di kelas IX tersebut terdapat pembelajaran dengan KD mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek (cerpen).  Pada kesempatan tersebut, penulis menerapkan pembelajaran mengidentifikasi unsur cerita pendek dengan model PBL.

Pada situasi, kondisi yang menjadi latar belakang masalah pembelajaran menulis teks pidato persuasif

Pembelajaran mengidentifikasi unsur pembangun teks cerpen di sekolah masih menghadapi beberapa tantangan, antara lain: guru kurang mempunyai keterampilan berbicara sehingga kurang mampu menguasai kelas, masih sering menggunakan metode pembelajarankonvensional yang kurang melibatkan siswa secara aktif, materi pembelajaran kurang relevan dengan keseharian dan tingkat usia siswa, dan siswa masih kurang punya motivasi dalam membaca.

Best practice (praktik baik) ini penting dibagikan

Penerapan model PBL dalam pembelajaran mengidentifikasi unsur pembangun teks cerpen dapat mengatasi tantangan-tantangan yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Model PBL merupakan model pembelajaran inovatif  yang kegiatan pembelajarannya berpusat pada siswa, siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Sementara guru hanya sebagai fasilitator.

Peran dan tanggung jawab sebagai guru

Guru memiliki peran dan tanggung jawab untuk menerapkan best practice (praktik baik) ini dalam pembelajaran mengidentifikasi unsur pembangun teks cerita pendek di sekolah. Untuk memenuhi tanggung jawab tersebut, guru harus mau belajar untuk memperbaharui kemampuan diri melalui kegiatan membaca buku,  berdiskusi dengan forum MGMP, atau dengan mengikuti pelatihan-pelatihan tentang model pembelajaran inovatif baik yng disediakan oleh lembaga pemerintah maupun lembaga swasta.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk menerapkan best practice ini: 1) Mempelajari teori dan konsep PBL. 2) Mendesain pembelajaran PBL yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa. 3) Melaksanakan pembelajaran PBL di kelas. 4)  Melakukan refleksi dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran PBL

Beberapa tantangan pada pembelajaran mengidentifikasi unsur pembangun teks cerpen dengan metode PBL, yaitu: 1) Persiapan guru, guru perlu memiliki pemahaman yang baik tentang teori dan konsep PBL. 2) Guru perlu memiliki keterampilan untuk mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran, ketersediaan sumber daya yang kurang memadai, seperti materi pembelajaran, peralatan, dan waktu. 3) Sikap siswa. Siswa perlu memiliki sikap yang positif terhadap pembelajaran PBL Siswa juga perlu memiliki keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah masalah 

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan mengidentifikasi unsur pembangun dalam teks cerpen kelas IX dengan metode pembelajaran PBL: 1) Guru perlu mempelajari dan memahami teori dan konsep PBL. 2) Guru perlu memiliki keterampilan dalam mendesain pembelajaran PBL yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa. 3)  Guru perlu menyiapkan sumber daya yang dibutuhkan, seperti materi dan video pembelajaran yang sesuai dengan tingkatan usia siswa, guru juga perlu mempersiapkan peralatan dan waktu. 4) Guru memberikan pengantar tentang pembelajaran PBL dengan bahasa yang baik, komunikatif, sehingga mudah dipahami oleh siswa. 5) Guru perlu menjelaskan masalah yang akan dipecahkan oleh siswa, membahasnya satu persatu, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal yang belum dipahami. 6) Guru harus membiasakan diri mengajak siswa untuk belajar secara kelompok dalam menyelesaikan massalah 7) Guru harus memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran, mulai dari bertanya, menjawab, menanggapi dan aktif dalam berdiskusi untuk memecahkan masalah. 8) Siswa harus aktif membaca buku, bertanya pada guru dalam menyelesaikan permasalahan, 9) Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya, ini penting untuk mendidik siswa berani dan bertanguung jawaab. 10) Guru harus memberikan evaluasi yang sesuai dengan materi yang dibahas, alat evaluasi didesain semenarik mungkin. 11) Guru harus sama-sama mengadakan refleksi dengan siswa terkait pembelajaran yang sudah dilakukan baik secara lisan maupun tulisan berupa saran, harapan, kritik, perasaan terkait pembelajaran yang sudah dilakukan

REFLEKSI

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan dalam pembelajaran mengidntifikasi unsur pembangun dalam teks cerpen dapat berdampak positif terhadap pembelajaran,  yaitu siswa dapat belajar dengaan senang karena tidak membosankan. Tidak ada kesempatan bagi siswa untuk mengobrol, bercanda, atau bermalas-malasan, karena siswa disibukan dengan kegiatan menyelesaikan permasalahan. Metode PBL mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat belajar dengan cara yang lebih bermakna dan menyenangkan, siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, siswa juga dapat belajar tentang pentingnya kerjasama dalam menyelesaikan masalah, belajar menyelesaikan masalh dengan tepat dan cepat, serta belajar untuk peduli kepada temannya.